Kepala SMA Swasta Islam Muthmainnah Ende, Lukman Pua Rangga menjadi Inspektur Upacara peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2018 dan Hari Ulang Tahun PGRI ke 73 tanggal 25 November 2018 tingkat sekolah. Upacara tersebut digelar di halaman upacara SMA Swasta Islam Muthmainnah Ende. Upacara tersebut digelar di halaman upacara SMA Swasta Islam Muthmainnah Ende yang diikuti oleh seluruh guru, pegawai dan siswa-siswi SMA Swasta Islam Muthmainnah Ende. Turut hadir dalam upacara tersebut Ketua Yayasan Pendidikan Islam Muthmainnah Ende, Arif Rahman Hakim,
Dari pantauan tim berita Sumur ( Suara Muthmainnah Remaja ), Upacara dimulai pada pukul 07.30 WIB diikuti dengan khidmat mulai dari pengibaran Bendera Merah Putih sampai akhir sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik INdonesia yang dibacakan oleh Kepala Sekolah.
Dalam amanatnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dibacakan Kepala Sekolah menyatakan bahwa di tengah-tengah perayaan Hari Guru Nasional ini, bangsa Indonesia sedang menghadapi keprihatinan atas beberapa bencana. Dua yang terbesar baru terjadi di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah. Tidak kurang dari 22 ribu orang guru dan tenaga kependidikan serta peserta didik telah menjadi korban, baik yang meninggal dunia, luka berat, kehilangan sanak keluarga, maupun yang kehilangan tempat tinggal. Doa terbaik dari kita semua untuk para guru dan tenaga kependidikan yang terdampak bencana tersebut. Semoga Allah Swt.senantiasa memberikan ketabahan dan kekuatan kepada para guru beserta keluarganya.
Lebih lanjut Menteri menyatakan bahwa Tema Hari Guru Nasional tahun 2018 adalah “Meningkatkan Profesionalisme Guru Menuju Pendidikan Abad XXI”. Tema tersebut dipilih mengingat tantangan pendidikan di abad XII semakin berat. Hal ini meniscayakan peningkatan profesionalisme menyangkut sikap mental dan komitmen para guru untuk selalu meningkatkan kualitas agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Revolusi industri keempat yang sudah merambah ke semua sektor harus disikapi dengan arif karena telah mengubah peradaban manusia secara fundamental. Untuk itu, diperlukan guru yang profesional; guru yang mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang supercepat tersebut untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pada setiap satuan pendidikan dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dengan kompetensi global. Akan tetapi, walaupun teknologi informasi berkembang demikian cepat dan sumber-sumber belajar begitu mudah diperoleh, peran guru sebagai pendidik tidak tergantikan oleh kemajuan teknologi tersebut. Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi setiap peserta didik. Oleh sebab itu, profesi guru sangat lekat dengan integritas dan kepribadian; guru tidak hanya bertugas untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya. Tugas guru sebagai pendidik adalah menanamkan nilai-nilai dasar pengembangan karakter peserta didik dalam kehidupannya, termasuk dalam pemanfaatan kemajuan teknologi informasi secara bijak serta sebagai inspirator bagi anak didiknya.
Saat ini kurang bijak rasanya jika kita hanya menyalahkan dahsyatnya perkembangan teknologi informasi. Kita harus mampu mengarahkannya menjadi potensi positif alih-alih terkena dampak negatifnya. Terlebih pada tahun 2019 yang akan datang, penetrasi revolusi industri keempat tersebut akan masuk semakin dalam ke berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Oleh sebab itu, peningkatan profesionalisme guru menjadi penting karena hal itu merupakan salah satu syarat utama dalam pewujudan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter serta menguasai kecakapan abad XII yang dibutuhkan oleh setiap peserta didik.
Kita tahu bahwa Indonesia telah memenuhi kriteria sebagai negara besar jika dilihat dari ukuran wilayah, jumlah penduduk, kekayaan alam, dan keragaman budayanya. Keunggulan komparatif ini harus kita kejar dengan keunggulan kompetitif di bidang SDM. Kita bersyukur bahwa saat ini konsentrasi pemerintah pada pembangunan SDM semakin besar seiring dengan upaya menggenjot pembangunan infrastruktur. Dua hal yang merupakan prasyarat untuk menjadi negara maju. Pada saat kemajuan infrastruktur sudah sedemikan baik maka tidak ada pilihan lain kecuali harus menyiapkan SDM yang unggul dengan kompetensi global. Untuk itu, kita bertekad agar pada masa-masa mendatang para guru dapat semakin berpacu mengambil peran sentral menyiapkan SDM tersebut. Selanjutnya, dalam rangka perluasan akses, pemerataan mutu, dan percepatanterwujudnya guru profesional, pada tahun yang akan datang Kemendikbud akan menerapkan Kebijakan Sistem Zonasi. Kebijakan Sistem Zonasi diharapkan akan mempercepat pemerataan kualitas pendidikan di seluruh tanah air.
Sistem zonasi tersebut diharapkan akan memudahkan penanganan dan pengelolaan guru, mulai dari distribusi, peningkatan kompetensi, pengembangan karir, dan penyaluran bantuan penyelenggaraan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Kegiatan-kegiatan itu dapat dilakukan melalui kegiatan di kelompok/musywarah kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah (KKG, MGMP, KKS, MKPS, KKPS, atau MKPS).
Pertama, guru profesional adalah guru yang telah memenuhi kompetensi dan keahlian inti sebagai pendidik. Perubahan zaman mendorong guru agar dapat menghadirkan pembelajaran abad XXI, yaitu menyiapkan peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, inovatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Hal tersebut tentu tidak akan dapat diwujudkan jika para guru berhenti belajar dan mengembangkan diri.
Kedua, seorang guru yang profesional hendaknya mampu membangun kesejawatan. Bersama rekan-rekan sejawat, guru terus belajar, mengembangkan diri, dan meningkatkan kecakapan untuk mengikuti laju perubahan zaman. Bersama teman sejawatnya pula guru terus merawat muruah dan menguatkan posisi profesinya. Jiwa korsa guru harus senantiasa dipupuk agar dapat saling membantu dan mengontrol satu sama lain.
Ketiga, seorang guru yang profesional hendaknya mampu merawat jiwa sosialnya. Para guru Indonesia adalah para pejuang pendidikan yang sesungguhnya, yang menjalankan peran, tugas, dan tanggung jawab mulia sebagai panggilan jiwa. Dengan segala tantangan dan hambatan, para guru Indonesia berada di garda terdepan dalam pencerdasan kehidupan bangsa.
Di akhir sambutannya Menteri mengatakan Bangsa ini menitipkan amanah kepada Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati untuk memelihara, mengembangkan jati diri, dan membentuk karakter generasi penerus bangsa agar bangsa ini menjadi bangsa yang tangguh, bangsa yang mandiri, berdaya saing, dan penuh toleransi. Sungguhlah tugas yang amat berat bila dipikul seorang diri. Maka dari itu, marilah kita bergandeng tangan menunaikan tugas mulia ini. Di pundak Bapak dan Ibu Guru, kami gantungkan masa depan bangsa ini.
Dalam upacara tersebut, dibaca juga sejarah lahirnya PGRI yang dibacakan oleh Syafarudin Jamaludin Toan, bahwa pada tanggal 25 November 1945, seratus hari setelah Indonesia merdeka, di Surakarta, Jawa Tengah, puluhan organisasi guru berkongres, bersepakat, berhimpun dan membentuk satu-satunya wadah organisasi guru, dengan nama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Sejak lahir PGRI yang bersifat unitaristik, independen, dan nonpolitik praktis, adalah organisasi profesi, perjuangan, dan ketenagakerjaan, yang selalu berupaya mewujudkan guru yang profesional, sejahtera, dan bermartabat, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Sebagai penghormatan kepada guru dan PGRI, Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto, menetapkan tanggal 25 November, hari kelahiran PGRI, sebagai Hari Guru Nasional, yang kemudian dimantapkan melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sejak tahun 1994 setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional dan Hari Ulang tahun PGRI secara bersama-sama dan selalu dihadiri oleh Presiden Republik INdonesia
Dalam upacara tersebut, kelompok Paduan Suara SMA Swasta Islam Muthmainnah Ende yang dipimpin oleh Ibu Mathilde Tawa, menyanyikan Lagu Indonesia Raya, lagu Mengheningkan Cipta, lagu “Hymne Guru” dan “Lagu “.Terima Kasih Guruku.
Di akhir upacara guru-guru SMA Swasta Islam Muthmainnah ENde di bawah pimpinan ibu Mathilde Tawa, menyanyikan lagu Hymne PGRI dan Mars PGRI.
Upacara berlangsung aman lancar dan tertib. Yang menjadi Pemimpin Upacara adalah Anwar Arifin, siswa kelas XII IPA, yang juga merupakan Ketua OSIS dan Ketua Dewan Ambalan SMA Islam Muthmainnah Ende. Petugas Pengibar Bendera, masing-masing adalah Muhammad Akil Ismail ( Siswa KElas XII IPA), Basrin Kadir ( Siswa Kelas XII IPS C ), dan Muhammad Azman Hermanto ( Kelas XI IPS B ). Pembaca UUD 1945, Feliksianus Semi (Siswa Kelas X Bahasa) , pembaca naskah sejarah PGRI Syafarudin Jamaludin Toan ( Kelas XI Bahasa) dan pembaca doa Ainun Zahariah ( Siswa Kelas XI IPA ). Ajudan PEmbina Upacara Sulaiman (Siswa Kelas XII IPS C). Sedangkan protokol dan dirigen masing-masing adalah Haslinda Juliani (Siswa Kelas XII IPS C) dan Imelda Nollin Baker( Siswa Kelas X IPA).
Setelah berakhirnya upacara dilanjutkan kegiatan pemotongan kue hari ulang tahun PGRI ke 73 Tahun 2018 oleh Ketua Yayasan Pendidikan Islam Muthmainnah Ende kepada Kepala Sekolah, dan kemudian diserahkan ke guru senior, Ibu Salmah Umar, yang sebentar lagi akan memasuki masa purna bakti. (@2018sumur).